PEMANFATAN INFORMASI TEKNOLOGI DALAM
PENENTUAN BEASISWA SISWA KURANG MAMPU
1Dian Sulistyo, 2Sri Winiarti
Program Studi Teknik Informatika,
Fakultas Teknologi Industri

Abstrak
Pendidikan merupakan salah satu
kewajiban setiap warga negara Indonesia. Untuk mendukung program Pemerintah
yaitu wajib belajar hingga 12 tahun, Pemerintah Kabupaten Sleman khususnya
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (DIKPORA) memberikan beasiswa kepada
siswa yang kurang mampu guna meningkatkan motifasi untuk terus belajar.
Banyaknya pemohon beasiswa dan keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki
keahlian dalam mengolah data sehingga sering menemui kendala diantaranya
kesalahan dalam menginput data, memerlukan waktu yang relatif lama dan
memerlukan ketelitian. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibuat suatu
penelitian untuk mengembangkan suatu sistem aplikasi sistem pendukung keputusan
yang mampu menyelesaikan masalah penyeleksian beasiswa dengan metode Promethee.
Subjek dalam penelitian adalah aplikasi sistem pendukung keputusan untuk
menentukan penerima beasiswa kurang mampu. Metode pengumpulan data dengan
metode studi pustaka, wawancara, dan observasi. Tahap pengembangan aplikasi
meliputi system requiremant, desain model dan alur keputusan, pemodelan proses,
pemodelan data, implementasi, dan pengujian. Sistem yang dikembangkan
menggunakan metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment
Evaluation (PROMETHEE) dengan perhitungan Multi Criteria Decesion Making (MCDM)
dan pengujian sistem dengan black box test, dan alpha test. Dari penelitian
yang dilakukan menghasilkan sebuah perangkat lunak sistem pendukung keputusan
untuk menentukan penerima beasiswa kurang mampu dengan metode Promethee dengan
kemampuan yang dapat memberikan informasi dan rekomendasi penerima beasiswa
yang disertai dengan nilai hasil perangkingan. Hasil uji coba menunjukkan bahwa
aplikasi ini layak dan dapat digunakan.
Kata Kunci : Beasiswa,
Promethee, Sistem Pendukung Keputusan.
1.
PENDAHULUAN
Beasiswa merupakan
pemberian berupa bantuan keuangan maupun pendidikan yang diberikan perorangan,
mahasiswa atau pelajar yang digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang
ditempuh bagi yang memiliki prestasi dibidang akademik, non akademik dan
kemampuan ekonominya lemah, serta telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
pihak pemberi beasiswa. Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintahan,
perusahaan, universitas, yayasan atau instansi-instansi yang lain. Pada tahun
2013, sebanyak 2.658 siswa pada semester pertama dan 4.791 siswa pada semester
kedua.
965
Beasiswa kurang mampu ini diberikan
untuk semua siswa asal Sleman, baik yang bersekolah di Sleman maupun yang
sekolah di wilayah Sleman, karena lebih dari 30% siswa penerima beasiswa
bersekolah di luar Sleman. Untuk itu DIKPORA Sleman bekerja sama dengan Dinas
Pendidikan di Kabupaten lain seperti Bantul, Jogja, Kulonprogo, Klaten, dan
Magelang.
Dalam proses pengolahan data dan seleksi
beasiswa pihak penyeleksi dari DIKPORA menggunakan software Microsoft Office
Excel, sering menemui kendala diantaranya kesalahan dalam menginput
identitas siswa maupun data penilaian. Kesalahan -kesalahan dalam menginput
yang sering terjadi diantaranya data yang ditulis dua kali (double),
kesalahan dalam memasukkan data identitas.
Pengambilan keputusan merupakan sebuah
hal yang penting dalam manajemen sebuah organisasi atau lembaga. Semakin
kompleks masalah, dengan banyaknya alternatif maupun kriteria, serta kebutuhan
kecepatan menyebabkan pengambilan keputusan atau sekumpulan pengambilan
keputusan tidak mudah untuk mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Untuk
itu diperlukan suatu sistem pendukung keputusan yang dapat memperhitungkan
segala kriteria yang mendukung pengambilan keputusan guna membantu, mempercepat
dan mempermudah proses pengambilan keputusan (Kadarsah Suryadi, 1998).
Penentuan penerima beasiswa termasuk dalam kasus banyak kriteria (multiple
attribute), yaitu mempertimbangkan beberapa kriteria dalam menentukan
keputusan. Maka masalah ini termasuk kedalam Multi Criteria Decision
Making (MCDM) atau pengambilan keputusan kriteria majemuk yang merupakan
disiplin ilmu yang sangat penting dalam pengambilan keputusan atas suatu
masalah yang memiliki lebih dari satu kriteria (multikriteria).
Untuk bisa membantu
memberikan solusi berupa rekomendasi dan pendekatan metode Preference
Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE)
adalah salah satu metodologi yang dapat digunakan ada penyelesaian
masalah yang bersifat MCDM. Metode Promethee adalah suatu metode penentuan
urutan (prioritas) dalam analisis multikriteria (Kadarsah Suryadi, 2003).
2.
KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Kajian Terdahulu
Penulisan skripsi ini mengambil
bahan-bahan berupa buku teks serta artikel yang telah dipublikasikan di
internet. Penelitian terdahulu yang pernah dibuat oleh Eka Hendra Setyawan,
Yusi Tyroni M, dan Satrio Agung W yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan
Pemilihan Calon Pegawai Marketing Dengan Menggunakan Metode Promethee”
penelitian tersebut mambahas tentang penyeleksian calon pegawai yang disarankan
untuk menjadi marketing dan kemudian membandingkan dengan hasil yang
telah dilakukan oleh Pusat Layanan Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
(Eka Setyawan Hendra, dkk, 2012).
Habibah Wahyu Nirba berjudul
“Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerima Beasiswa Di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Menggunakan Kriteria Bayes”. Kriterin bayes
memanfaatkan bobot masing-masing kategori yang diperoleh berdasarkan banyaknya
indikator yang digunakan, dalam hal ni indikator -indikator tersebut dituangkan
dalam pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan, maka
966
diperoleh
probabilitas dan nilai ambang setiap kategori (Habibah Wahyu Nirba, 2011).
Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Febri Prima dengan judul menelitian “Sistem Pendukung
Keputusan Untuk Menentukan Penerima Beasiswa BBM Dengan Metode Fuzzy Multiple
Attribute Menggunakan Metode Simple Additive Weighted”. Peneliti
tersebut membahas tentang penyelaksian beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM)
yang diberikan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI). Penggunaan
metode Metode Fuzzy Multiple Attribute dan Metode Simple Additive
Weighted dapat menentukan bobot berdasarkan kriteria penilaian penyeleksian
fakultas dengan rating alternatif kecocokan berdasarkan prioritas pengambilan
keputusan (Febri Prima, 2012).
2.2. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung
keputusan adalah merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan
informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk
membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi
yang tidak terstruktur, di mana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana
keputusan itu seharusnya dibuat (Kusrini, 2007).
2.3. Preference Ranking
Organization Method for Enrichment Evaluation
(Promethee)
Metode Promethee termasuk ke dalam
kelompok pemecahan masalah
Multi
Criteria Decision Making (MCDM) atau pengambilan keputusan kriteria
majemuk yang merupakan disiplin ilmu yang sangat penting dalam pengambilan
keputusan atas suatu masalah yang memiliki lebih dari satu kriteria
(multikriteria).
Metode Preference
Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (Promethee)
adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis
multikriteria. Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam promothee
adalah penggunaan nilai dalam hubungan outranking. Metode outranking
adalah metode yang dapat menangani kriteria kualitatif (kriteria yang
berupa kata-kata) dan kriteria kuantitatif (kriteria yang dinyatakan dalam
bentuk angka, hasil perhitungan dan pengukuran) secara bersamaan. Semua
parameter yang dinyatakan mempunyai pengaruh nyata menurut pandangan ekonomi
(Kadarsah Suryadi, 2003).
2.3.1. Proses
Perhitungan pada Promethee
Nilai
f merupakan nilai nyata suatu kriteria:
f : K → ℜ (1)
Setiap alternatif a ∈ K, f (a)
merupakan evaluasi dari alternatif
tersebut
untuk suatu kriteria. Pada saat dua alternatif dibandingkan, a, b ∈ K, harus dapat
ditentukan perbandingan preferensinya.
Penyampaian
intensitas (P) dari preferensi alternatif a terhadap alternatif b
sedemikian rupa sehingga:
1)
P (a, b) = 0, berarti tidak ada beda (indifference)
antara a dan b, atau tidak ada preferensi dari a lebih baik dari b.
2)
P
(a, b) ~ 0, berarti lemah preferensi dari a lebih baik dari b.
3)
P
(a, b) ~ 1, berarti kuat preferensi dari a lebih baik dari b.
967
4) P (a, b) = 1, berarti mutlak preferensi
dari a lebih baik dari b.
Dalam
metode ini, fungsi preferensi seringkali menghasilkan nilai fungsi yang
berbeda antara dua evaluasi, sehingga:
P (a, b) = P (f
(a) – f (b)) (2) Dimana:
P(a,b) :
preferensi perbandingan alternatif a dan b. f (a) : nilai alternatif pada
kritria a.
f (b) : nilai alternatif pada kritria b.
Dalam Promethee terdapat enam
bentuk fungsi preferensi kriteria. Meskipun tidak bersifat mutlak, namun
bentuk-bentuk ini cukup baik untuk beberapa kasus.
Untuk memberikan
gambaran yang lebih baik terhadap area yang tidak sama, digunakan fungsi
selisih nilai kriteria antara alternatif H (d), dimana hal ini
mempunyai hubungan langsung dengan fungsi preferensi P, seperti yang
terlihat pada Persamaan (3).
∀ a, b
∈ A
|
f (a) > f
(b) ⇔ a P b
|
|
|
f
(a), f (b) ∈ A
|
f (a) = f (b) ⇔
a I b
|
(3)
|
|
Dimana:
|
|
|
|
I
|
: tidak memiliki perbedaan (indifference)
|
|
|
P
: lebih dipilih (prefer)

Tabel 1. Tipe dan Fungsi
Preferensi Kriteria (Kadarsah Suryadi, 2003)
Tipe Preferensi Kriteria
|
|
|
|
|
|
Parameter
|
|
|||||
a. Kriteria Biasa (Usual
|
|
|
|
|
P
|
0
|
jika
d ≤ 0
|
|
||||
Criterion)
|
|
|
|
|
|
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|
1
|
|
|
|
H (d) =
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
jika d > 0
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
d
|
|
|
||
|
|
|
|
|
0
|
|
|
|
||||
b. Kriteria Quasi (Quasi
|
|
P
|
|
|
|
|
|
0 jika d ≤ q
|
|
|||
Criterion)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
1
|
|
|
|
H (d) =
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
jika
d > q
|
|





-m
0 m d
c.
Kriteria
dengan preferensi linier (Criterion with linier preference)
d. Kriteria Level (Level
Criterion)
|
|
|
P
|
0 jika d ≤ 0
|
|
|||||||||
|
|
|
|
|
1
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
H (d) =
|
|
jika 0 ≤ d ≤ p
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
jika d > p
|
|
||
|
-n
|
|
|
|
0n d
|
|
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0
|
|
jika d ≤ q ,
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
H (d)=
|
0,5 jika q ≤
d ≤ p
|
|




1 jika
d > p
968

P
1
-n -m m n d
e. Kriteria
dengan

preferensi linier dan
|
|
|
P
|
|
|
1
|
|
|
|
0 jika d ≤ q
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
area yang tidak
|
|
|
|
|
|
|
|
|
H (d) =
|
|
−
|
jika q< d≤ p
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
−
|
|
||||
berbeda (Criterion
|
-n-m
|
|
|
mnd
|
1 jika d > p
|
|
||||||||
|
|
|||||||||||||
with linier preference
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|


and indifference area)
f. Kriteria Gaussia
![]() |
P
|
|
1
|
|
0 Jika d ≤ 0
|
|
||||
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
H
(d) =
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
1
– exp
|
−d²
|
jika d>0
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2σ²
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
d
|
|
|
|
|
- σ
|
|
|
|
σ
|
|
|
|||
|
|
|
|


Dimana:
H(d): selisih nilai kriteria
antar alternatif { d = f (a) – f (b) }
P : nilai
maksimum absolud selisih pada kriteria/ nilai kecendrungan atas
q
:
nilai tetap/ nilai minimum absolud selisih pada kriteria
2.3.2. Promethee Ranking
Arah dalam grafik nilai outranking
untuk setiap node a dalam grafik nilai outranking ditentukan berdasarkan
nilai indeks (Kadarsah Suryadi, 2003):
a. Leaving Flow
|
|
Φ+ (a) =
|
1
|
|
∑ ℘ (a,x)
|
(4)
|
|
|
|
−1
|
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
||
b.
|
Entering Flow
|
|
|
|
|
|
||
|
Φ- (a) =
|
1
|
∑ ℘ (x,a)
|
(5)
|
|
|||
|
|
|
||||||
|
|
−1
|
|
|
|
|
|
|
c.
|
Net Flow
|
|
|
|
|
|
||
|
Φ(a) = Φ+ (a) – Φ- (a)
|
|
(6)
|
|
||||
Dimana:
Φ+
(a): Leaving flow, digunakan untuk menentukan urutan prioritas
pada proses Promethee I yang menggunakan urutan parsial.
Φ-
(a): Entering flow, digunakan untuk menentukan urutan prioritas
pada proses Promethee I yang menggunakan urutan parsial.
969
Φ : Net flow, digunakan untuk
menghasilkan keputusan akhir penentuan urutan dalam menyelesaikan masalah
sehingga menghasilkan urutan lengkap.
℘ (a, x)
: preferensi
bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif x. n : banyak kriteria.
a
:
alternatif a
3.
METODE PENELITIAN
3.1
Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang akan dibahas
adalah “ Sistem Pendukung Keputusan Untu Menentukan Penerima Beasiswa Kurang
Mampu Menggunakan Metode Premothee” yang diimplementasikan dengan bahasa
pemrograman Visual Basic 6.0. Penelitian ini diharapkan dapat membantu
dalam pengambilan keputusan untuk menentukan penerima beasiswa kurang mampu di
Kabupaten Sleman.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Didalam melakukan penelitian yang akan
digunakan didalam tugas akhir ini, akan dilakukan cara - cara penelitian dengan
menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
3.2.1.
Studi Pustaka
Metode studi pustaka merupakan suatu
metode yang dilakukan dengan mencari, membaca, melihat dan mengumpulkan
dokumen-dokumen berbagai sumber tertulis seperti artikel, literatur tugas akhir
dan jurnal yang berhubungan dengan topik sistem pendukung keputusan khususnya
mengenai beasiswa yang dapat memberikan informasi tentang cara pengambilan
keputusan yang tepat.
3.2.2.
Wawancara
Metode
wawancara merupakan metode dengan mengadakan wawancara langsung kepada orang
yang memiliki kapasitas dan informasi yang dibutuhkan dalam pelaksannan
penelitian. Dalam hal ini Ibu Sartini sebagai Staf Seksi Kurikulum dan
Kesiswaan SMA selaku keta tim penyeleksi beasiswa JPPD.
3.2.3.
Observasi
Metode
observasi adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung
pada proses penerimaan beasiswa di Kabupaten Sleman. Penerimaan beasiswa
Kabupaten Sleman terletak di Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga
(DIKPORA) yang beralamat di Jl. Parasamya No 1, Beran, Tridadi, Sleman.
3.3.
ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM
Analisis kebutuhan sistem merupakan
tahap untuk menentukan klasifikasi data yang akan mendukung perancangan basis
data untuk mempermudah pengaksesan program yang akan dibuat. Adapun langkah -
langkah yang akan dibuat pada tahap ini adalah :
3.3.1. Pengumpulan data
970
Dilakukan pengumpulan data agar data
tersebut dapat diolah dan dimanfaatkan untuk merancang suatu aplikasi. Data
yang dibutuhkan dipenelitian ini antara lain data siswa yang terdiri dari no
induk, nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, agama, alamat, kelas.
Untuk data sekolah terdiri dari nama sekolah, alamat.
3.3.2.
Pendeskripsian data
Pendeskripsian
data ini bertujuan untuk menentukan langkah-langkah program yang digunakan
untuk membuat aplikasi yang nantinya mudah untuk dipahami.
3.4. PERANCANGAN
SISTEM
Perancangan
sistem dilakukan untuk memberikan gambaran umum kepada pengguna (user)
tentang sistem yang akan dibangun.
3.5.
IMPLEMENTASI
Dalam sistem ini desain yang telah
dibuat di kodekan dengan menggunakan salah satu bahasa pemrograman visual yaitu
Visual Basic 6.0 yang akan diterapkan di Tim Penyeleksi Beasiswa JPPD
Kabupaten Sleman.
3.6.
PENGUJIAN
Pengujian
program pada sistem yang digunakan menggunakan metode
Black
Box Test, Alpha Test, dan Validasi Data.
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Menu Input Data
Dalam
aplikasi sistem pendukung keputusan ini terdapat beberapa menu yang dapat
menerima masukan dari user. Menu-menu tersebut dapat dilihat pada
penjelasan berikut :
4.1.1.
Form Input Data Sekolah
Menu
data sekolah digunakan untuk memasukkan data sekolah.

Gambar 1. Form Input Data
Sekolah
4.1.2.
Form Input Data Siswa
Pada
menu data siswa digunakan untuk memasukkan data siswa.
971

Gambar 2. Form Input Data
Siswa
4.1.3.
Form Input Data Kriteria
Pada menu data kriteria digunakan untuk
memasukkan data kriteria. Adapun kriteria untuk menentukan beasiswa:
penghasilan orang tua, tanggungan orang tua, nilai rata-rata semester, dan
kelas/semester.

Gambar 3. Form Input Data
Kriteria
4.1.4.
Proses Penilaian Siswa
Pada
menu pemilihan siswa digunakan untuk menilai siswa.

Gambar 4. Form Proses
Penilaian Siswa
4.2.
Menu Output Sistem
Aplikasi sistem pendukung keputusan
memiliki beberapa output yang dapat dicetak ke media pencetak (printer)
dan dilihat oleh user. Beberapa output sistem anatara lain adalah hasil
penilaian, cetak laporan hasil penilaian siswa, perangkinga siswa penerima beasiswa,
cetak laporan siswa,cetak laporan penilaian siswa, menu tentang aplikasi dan
menu programer.
972
4.2.1.
Form Hasil Penilaian
Menu hasil penilaian digunakan untuk menghitung
nilai kriteria yang telah diinputkan untuk menghasilkan penerima
beasiswa sesuai dengan metode Promethee.

Gambar 5. Form Hasil
Penilaian
4.2.2.
Cetak Laporan Data Hasil Penilaian Siswa
Menu laporan data hasil penilaian siswa
untuk memberikan informasi hasil perankingan penentuan penerima beasiswa yang
diterima dan ditolak beserta hasil nilai perhitungan dengan metode promethee.
Menu laporan data hasil penilaian siswa seperti pada gambar berikut:

Gambar 6. Print Preview Laporan Data
Hasil Penilaian Siswa
5.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan
penelitian dan hasil pengujian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a.
Dari
penelitian yang telah dilakukan di Dinas Pendidikan Sleman dihasilkan sebuah
aplikasi sistem pendukung keputusan untuk menentukan penerima beasiswa kurang
mampu menggunakan metode Promethee.
b.
Dengan memanfaatkan metode Promethee
pada sistem pendukung keputusan yang telah dihasilkan, dapat dijadikan sebagai
bahan
973
pertimbangan
dalam pengambilan keputusan penentuan penerima beasiswa kurang mampu pada
DIKPORA Kabupaten Sleman.
5.2.
Saran
Penelitian
ini memiliki keterbatasan terutama dalam proses penentuan penerima beasiswa,
saran yang diajukan untuk pengembangan sistem ini lebih lanjut adalah :
a.
Sistem
dapat dikembangkan dalam bentuk website dimana pihak pengelola website
dapat bekerjasama langsung dengan sekolah agar penyeleksian dapat dilaksanakan
secara efisien dan efektif.
b.
Tampilan sistem dapat lebih
dikembangkan, agar lebih menarik bagi user yang menggunakan aplikasi
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agni, Hanstroto F. 2011. Sistem
Pendukung Keputusan Penentuan Bonus Pegawai dengan Metode Promethee.
Yogyakarta : UPN.
Hendra, Eka Setyawan, dkk.2012. Sistem
Pendukung Keputusan Pemilihan Calon Pegawai Marketing Dengan Menggunakan
Metode Promethee. Surabaya: Universitas Brawijaya. (http://www.ptiik.ub.ac.id,
17 Januari 2014)
Kursini. 2007. Konsep dan Aplikasi
Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi.
Prima, Febri.2012. Sistem Pendukung Keputusan
Untuk Menentukan Penerima Beasiswa BBM Dengan Model Fuzzy Multiple
Attribute Menggunakan Metode Simple Additive Weighted. Pontianak:
Universitas Tanjungpura.
Suryadi, Kadarsah dan M.
Ali Ramdhani. 2003. Sistem Pendukung Keputusan Suatu Wacana Struktural
Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan. Bandung: Rosda.
Turban, E., dkk. 2005. Decision
Support System and Intelligent Systems, Terj. Dwi Prabantini. Yogyakarta:
Andi.
untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia 2, saya
aka membahas jurnal diatas.
1. Apa
yang ditulis?
Yang ditulis diatas adalah
penelitian tentang data beasiswa untuk siswa daerah Sleman yang berdasarkan
dari data data tersebut akan dibuat sebuah aplikasi system pendukung keputusan
untuk menentukan penerima beasiswa kurang mampu.
2. Metode
apa yang dipakai?
Metode yang dipakai untuk membangun
aplikasi system pendukung keputusan penerima beasiswa kurang mampu ini adalah
metode Promethee
3. Hasilnya?
Hasilnya adalah sebuah aplikasi system
pengambilan keputusan yang bisa dipakai oleh DIKPORA Kabupaten Sleman untuk
dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan penerima beasiswa
kurang mampu didaerah Sleman.
974
Tidak ada komentar:
Posting Komentar