Latar Belakang
Setiap waktu saat
kita selalu dihadapkan pada situasi dimana kita harus
mengambil keputusan. Tentu saja ketika kita mengambil keputusan,
kita menginginkan
keputusan tersebut merupakan keputusan yang tepat – paling tidak
untuk saat itu. Untuk
itu selain pertimbangan berdasarkan pengalaman, pendidikan kita
juga sangat
membutuhkan informasi. Informasi adalah data atau fakta-fakta yang
telah diproses
sedemikian rupa sehingga berubah bentuknya menjadi informasi.
Persyaratan untuk
mengambil keputusan dengan teknik ilmiah ialah tersedianya
informasi yang dibutuhkan
sebagai alat bantu dalam proses pengambilan keputusan.
Perubahan cepat di
dunia bisnis mendorong perusahaan mengandalkan kekuatan
informasi sebagai basis untuk berbisnis. Informasi yang didukung
teknologi internet telah
merevolusi wajah perekonomian dunia untuk berubah dari ekonomi
lama (old economy)
ke ekonomi baru (new economy). Ekonomi baru melengkapi kegiatan
bisnis dunia nyata
dengan kekuatan informasi. Untuk memanfaatkan informasi dengan
optimal, dunia bisnis
perlu menerapkan strategi pengelolaan informasi dan pengetahuan
dengan optimal
untuk memperbaiki kualitas keputusan, proses, dan produk ataupun
jasa yang dihasilkan,
serta hubungan yang harmonis dengan pelanggan.
Persoalannnya
adalah, karena kita hidup di era informasi dimana internet telah
menjadi bagian hidup kebanyakan orang, infromasi tersedia dalam
jumlah yang hampir
tidak terbatas dan mengalir secara deras. Bisa dikatakan pada saat
ini kita kebanjiran
informasi. Sehingga seringkali ketika suatu informasi baru kita
terima dan belum
dipahami dengan benar telah datang informasi lain yang mungkin
lebih up to date.
Sebuah survei yang
dilakukan oleh Context-Based Research Group menunjukkan
hasil sementara bahwa generasi muda telah mencapai titik jenuh
karena banjir informasi
yang mereka terima. Hal yang sama terjadi pula di pasar modal dan
pasar uang. Para
pelaku pasar senantiasa dialiri dengan berbagai informasi yang
tentu saja tidak semuanya
relevan dengan kepentingan mereka masing-masing. Di sisi lain para
pelaku pasar harus
dapat melakukan pengambilan keputusan secara cepat dan tepat.
Karena terlambat atau
salah dalam mengambil keputusan akan mengakibatkan kerugian atau
kehilangan
kesempatan untuk memperoleh keuntungan dalam jumlah besar.
Menghadapi kondisi ini
para pelaku pasar modal maupun pasar uang harus dapat
menyederhanakan
pesan/informasi yang mereka terimaagar dapat dimanfaatkan dalam
aktivitas
perdagangan sesegera mungkin.
Pendahuluan
Sistem informasi manajemen adalah
sistem manusia/mesin. Perancangan SIM cenderung mengikat erat pengambil
keputusan pada sistem pengolah mesin. Dan fungsi kerja administrasi
dilaksanakan secara tertentu berdasarkan persyaratan komputer. Karena itu
manusia adalah elemen penting dalam sistem pengolah informasi, Pernahaman
kemampuan manusia sebagai pengolah informasi adalah penting bagi perancangan
sistem informasi.
Bab ini menguraikan sebuah model
umum dan model Newell-simon tentang manusia sebagai pengolah informasi, Bab ini
juga menjelaskan beberapa batas sementara pengolah manusia dan persepsi manusia
tentang perbedaan-perbedaan. Sebuah diskusi pengaruh pemampatan data atas
prestasi manusia, dan nilai psikokogis data yang tak terpakai melengkapi
penjelasan terhadap kemungkinan pemakaian data. Pcngumpulan data. dan
penyimpanan yang tidak rasional.
MODEL DASAR
Sebuah model sederhana mengenai manusia sebagai pengolah informasi terdiri dari indera penerima (mata telinga, hidung dan sebagainya) yang menerima isyarat dan meneruskannya kepada unit pengolah (otak dengan penmyimpan). Hasil olahan adalah respons/tanggapan keluar (secara fisik, ucapan, tulisan, dan sebagainya). Kapasitas manusia dalam menerima masukan dan menghasilkan keluaran (tanggapan) adalah terbatas. Para individu mengatir penyaringan kepentingan berdasarkan pengalaman. Latar belakang, kebiasaan mereka, dan sebagainya. Prosedur keputusan mengidentifikasi data yang yang relevan dan kemudian menyediakan sebuah filter untuk menyaring faktor-faktor yang tak perlu bagi keputusan. Mekanisme penyaringan dapat diubah melalui tekanan pengambilan keputusan.
Sebuah model sederhana mengenai manusia sebagai pengolah informasi terdiri dari indera penerima (mata telinga, hidung dan sebagainya) yang menerima isyarat dan meneruskannya kepada unit pengolah (otak dengan penmyimpan). Hasil olahan adalah respons/tanggapan keluar (secara fisik, ucapan, tulisan, dan sebagainya). Kapasitas manusia dalam menerima masukan dan menghasilkan keluaran (tanggapan) adalah terbatas. Para individu mengatir penyaringan kepentingan berdasarkan pengalaman. Latar belakang, kebiasaan mereka, dan sebagainya. Prosedur keputusan mengidentifikasi data yang yang relevan dan kemudian menyediakan sebuah filter untuk menyaring faktor-faktor yang tak perlu bagi keputusan. Mekanisme penyaringan dapat diubah melalui tekanan pengambilan keputusan.
MODEL NEWELL-SIMON TENTANG MANUSIA SEBAGAI
PENGOLAH INFORMASI!KEPUTUSAN
Allen Newell dan Herbert A Simon dari Carnegie-Melon University telah mengajukan sebuah model mengenai pemeeah persoalan manusia yang menggunakan analogi antara pengolah komputer dan pengolah informasi manusia. Hal ini bukan berarti bahwa manusia memeeah persoalan seperti komputer, tetapi bahwa analogi ini sangat berguna
untuk memahami pengolah informasi manusia. Membandingkan model
pengolah informasi Newell-Simon dengan sebuah model umum sistem pengolah komputer.
Sistem Pengolah Informasi Manusia
Sistem pengolah informasi manusia terdiri dari sebuah pengolah, indera masukan (sensory input), penggerak keluaran (motor output), dan tiga jenis ingatan-:ingatan jangka panjang (long-term memory/LTM), il1gatan jangka pendek (short-term memory/S'I'M)
dan ingatan luar (external memory/EML). Sistem pengolahan bekerja lebih secara serial daripada paralel. lni berarti bahwa manusia .hanya melaksanakan satu tugas pengolahan infonnasi pada saat yang bersamaan. Sedang komputer dapat bekerja secara serial maupun paralel untuk ketiga opersi pokok. Salah satu pengolahan paralel komputer adalah menambah secara serentak semua pasangan "bit" dari dua "data word" komputer, Manusia menambah hanya sepasang
"digit" pada saat yang sama secara serial dari kanan ke kiri.
Sistem pengolah informasi manusia terdiri dari sebuah pengolah, indera masukan (sensory input), penggerak keluaran (motor output), dan tiga jenis ingatan-:ingatan jangka panjang (long-term memory/LTM), il1gatan jangka pendek (short-term memory/S'I'M)
dan ingatan luar (external memory/EML). Sistem pengolahan bekerja lebih secara serial daripada paralel. lni berarti bahwa manusia .hanya melaksanakan satu tugas pengolahan infonnasi pada saat yang bersamaan. Sedang komputer dapat bekerja secara serial maupun paralel untuk ketiga opersi pokok. Salah satu pengolahan paralel komputer adalah menambah secara serentak semua pasangan "bit" dari dua "data word" komputer, Manusia menambah hanya sepasang
"digit" pada saat yang sama secara serial dari kanan ke kiri.
KETERBATASAN MANUSIA SEBAGAI PENGOLAH INFORMASI
• Keterbatasan
dalam pengolahan data
• Keterbatasan
dalam menemukan perbedaan-perbedaan
• Keterbatasan
dalam menangani data Probabilistik
Menangani Data
Probabilistik
Para pengambil keputusan sering harus menangkap, mengolah, dan menilai kemungkinan (probabilities) hal-hal tak menentu. Ada bukti bahwa kemampuan manusia kurang sekali dalam intuisi statistik. Kekurangan ini menyolok karena sebuah sistem informasi/keputusan dapat dirancang untuk mengatasi hal ini. Beberapa kekurangan yang
tampak -dalam riset adalah:
1. Kurangnya pemahaman intuitif atas akibat ukuran percontoh atau "sample" terhadap penyimpangannya.
2. Kurangnya kemampuan intuitif untuk mengenal hubungan (korelasi) dan hubungan sebab akibat (easuality).
3. Cendrung mengambil kesimpulan dalam perkiraan kemungkinaan.
4. Kurangnya kemampuan memadukan informasi.
Para pengambil keputusan sering harus menangkap, mengolah, dan menilai kemungkinan (probabilities) hal-hal tak menentu. Ada bukti bahwa kemampuan manusia kurang sekali dalam intuisi statistik. Kekurangan ini menyolok karena sebuah sistem informasi/keputusan dapat dirancang untuk mengatasi hal ini. Beberapa kekurangan yang
tampak -dalam riset adalah:
1. Kurangnya pemahaman intuitif atas akibat ukuran percontoh atau "sample" terhadap penyimpangannya.
2. Kurangnya kemampuan intuitif untuk mengenal hubungan (korelasi) dan hubungan sebab akibat (easuality).
3. Cendrung mengambil kesimpulan dalam perkiraan kemungkinaan.
4. Kurangnya kemampuan memadukan informasi.
Strategi Pengolah Informasi
Manusia menerapkan strategi untuk mengatasi keterbatasannya sebagai pengolah informasi dan untuk meringankan otak dalam memadukan informasi. Beberapa diantaranya adalah konkretisasi (concretness) serta pematokan dan penyesuaian (anchoring and adjustment). Konsep konkretisasi adalah pengambil keputusan cenderung untuk menggunakan hanya informasi yang telah dimilikinya, dan dalam bentuk peragaannya. Akan terjadi kecenderungan untuk tidak mencari data yang tersimpan dalam ingatan atau untuk mengubah atau memanipulasi data yang telah disajikan. Karenanya informasi yang telah ada secara eksplisit mempunyai keunggulan atas data yang harus diperoleh atau dimanipulasi sebelum dipakai.
Gagasan pematokan dan penyesuaian adalah bahwa manusia cenderung mengambil kesimpulan dengan menetapkan sebuah titik patokan dan membuat penyesuaian berdasarkan titik ini. Ini merupakan gejala umum dan peranggaran, perencanaan dan penentuan
harga. Penyesuaian cendrung tidak memadai bila menyangkut perkiraan probabilistik.
PENGARUH PEMAMPATAN DATA ATAS PRESTASI
MANUSIA
Dalam Bab
6, diuraikan metode reduksi data. Sebelumnya dalam bab ini telah dijelaskan
bahwa manusia mempunyai keterbatasan dalam kemampuan mengolah. Hal ini
mendorong pemakaian data yang dimampatkan atau ringkasan yang mengurangi volume
data yang hams diolah penerimanya. Pertanyaan yang kemudian timbul adalah
pengaruh data yang dimampatkan atas prestasi manusia. Apakah prestasi keputusan
meningkat setelah data diringkas dibandingkan data mentah yang belum diringkas
? Dalam sebuah telah riset yang dilakukan pada pusat riset sistem Informasi
Manajemen di Universitas Minnesota, subyek diminta urituk melaksanakan tugas
keputusan. Satu kelompok diberi data yang telah diringkas dan kelompok lain
diberi data transaksi mentah. Hasilnya menarik untuk perancangan sistem
informasi. Kelompok dengan data diringkas mengambil keputusan lebih baik tetapi
kurang yakin atas keputusan mereka. Hal ini dapat inenjelaskan enggannya
sebagian manajer untuk menghapus daftar transaksi detail. Melihat data mentah
mungkin tidak meningkatkan prestasi pengambilan keputusan seorang manajer,
tetapi akan menguatkan keyakinan keputusannya. Telah serupa dilakukan Anderson
meneliti tanggapan pengambilan keputusan atas
informasi probabilistik. Para pengambil
keputusan disajikan satu, dua atau tiga jenis data untuk serangkaian keputusan
penganggaran modal:
1. Nilai rata-rata (Mean value).
2. Nilai rata-rata yang longgar (Mean
value plus range).
3. Distribusi kemungkinan (probability
distributions).
Para pengambil keputusan yang dilengkapi
semua tiga butir data lebih yakin atas keputusan mereka tetapi kurang konsisten
dibanding bila mereka menerima hanya butir pertama.
Model masukan, pengolahan dan keluaran seeara tak
langsung menyatakan bahwa manusia dapat menerima masukan, mengolah, dan
memberikan keluaran tanpa tambahan elemen sistem. Dalarn sistem komputer,
berbagai mekanisme dipakai untuk memastikan bahwa keluaran telah diterima.
Pencetak (printer) mengembalikan suatu isyarat pada
pusat pengolah untuk menunjukkan kenyataan bahwa data yang dipancarkan telah
mengakibatkan pencetak. Sebuah terminal data mengembalikan suatu isyarat untuk
menunjukkan
diterimanya sekelompok data. Mekanisme umpan balik serupa harus diberikan pada keadaan pengolahan manusia bukan saja untuk. mengendalikan kesalahan tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan psikologis manusia pengolah. Umpan balik akan dibahas lebih lanjut dalam Bab 4. Pentingnya umpan balik untuk memuaskan kebutuhan
manusia dilukiskan oleh sebuah sistem yang menggunakan sebuah alat pencatat data sumber. Petugas memasukkan data yang dipancarkan ke sebuah lokasi pusat, tanpa alat mengembalikan sesuatu tanggapan dalam bentuk sinar atau suara untuk menyatakan bahwa masukan tercatat. Hasilnya adalah masukan berganda dan petugas yang frustrasi.
diterimanya sekelompok data. Mekanisme umpan balik serupa harus diberikan pada keadaan pengolahan manusia bukan saja untuk. mengendalikan kesalahan tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan psikologis manusia pengolah. Umpan balik akan dibahas lebih lanjut dalam Bab 4. Pentingnya umpan balik untuk memuaskan kebutuhan
manusia dilukiskan oleh sebuah sistem yang menggunakan sebuah alat pencatat data sumber. Petugas memasukkan data yang dipancarkan ke sebuah lokasi pusat, tanpa alat mengembalikan sesuatu tanggapan dalam bentuk sinar atau suara untuk menyatakan bahwa masukan tercatat. Hasilnya adalah masukan berganda dan petugas yang frustrasi.
IMPLIKASI TERHADAP PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
Hal ini mempunyai relevansi langsung terhadap perancangan sistem
informasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Konsep
|
Implikasi untuk perancangan Sistem Informasi
|
Kelebihan beban informasi
|
Masukan manusia dan tanggapan yang disyaratkan harus dijaga
agar di bawah titk batas beban
|
Penyaringan.
|
Sistem informasi harus dirancang untuk menyaring data yang tidak
relevan dan memberikan tambahan penyaringan pada keputusan dalam tekanan.
Sistem harus berusaha untuk mengatasi penyaringan kerangka acuan yang tak
diinginkan dengan menekankan perlunya peragaan data yang relevan
|
Model Newell-Simon
|
Sistem informasi harus membantu dalam mendefinisikan ruang
persoalan dan dalam proses mencari suatu pemecahan. Format informasi harus
berusaha melonggarkan batas-batas ikatan rasionalitas. Sistem harus
menggunakan ingatan yang sesuai dengan tugasnya.
|
Perbedaan yang diperhatikan
|
Sistem harus membuat jelas sesuatu perbedaan dan jangan
menganggap manusia dapat memperhatikannya.
|
Manusia sebagai ahli intuitif
|
Sistem informasi harus menyedikan analisis statistis atas data
penyimpangan pecontohan (sample), korelasi, taksiran kemungkinan, dan
sebagainya. Algoritma keputusan harus memberikan pemeriksaan yang konsisten
terhadap berbagai sumber informasi. Prosedur penerbitan data harus dirancang
agar membantu melenyapkan penyimpangan seperti pengalaman yang terjadi.
|
Konkretisasi
|
Informasi yang dibutuhkan harus disajikan dalam bentuk yang
dikehendaki. Jangan sampai memerlukan pengolahan tambahan lagi
|
Pematokan dan penyesuaian
|
Sistem informasi/keputusan harus dirancang untuk membantu dalam
menyusun suatu titik patokan yang cocok dan untuk mepercepat penyesuaian yang
perlu darinya.
|
Pengaruh pemampatan data
|
Sistem informasi harus memberikan ringkasan data dalam sebuah
format yang mendorong ke arah keputusan. Tetapi sistem harus memungkinkan
melihat data mentah.
|
Umpan balik
|
Sistem harus memberikan umpan balik untuk menunjukkan bahwa data
telah masuk. Pengolahan sedang berlangsung, dan sebagainya.
|
Nilai data yang tak terpakai
|
Menjelaskan beberapa kebutuhan data yang tidak jelas
pemanfaatannya. Menyarankan strategi penyimpanan dan penjangkauan data untuk
mengurangi biaya.
|
Contoh-contoh
ini melukiskan pentingnya pemahaman kemampuan peranan manusia dalam
system manusia/mesin. Dalam beberapa kasus, hubungan antara teori dan praktek
cukup kuat, dalam contoh lain mungkin kurang jelas.
Suatu gejala yang cukup tenar adalah pengolahan dan penyimpanan
data yang kurang terpakai. Penjelasan untuk hal ini adalah nilai psikologis
yang melekat pada peluang tak terpakai.
Kesimpulan
Model dasar manusia sebagai pengolah infonnasi
terdiri dari masukan melalui indera, sebuah unit pengolah, dan tanggapan
keluaran. Masukan terlalu banyak untuk semua diterima. sehingga perlu
diterapkan suatu mekanisme penyaringan untuk membatasi masukan. Model
Newell-Simon menunjukkan tiga jenis ingatan yang dipakai dalam pengolah
informasi manusia : jangka pendek, jangka panjang, dan penyimpanan luar.
Kecepatan baca dan catat yang berbeda pada berbagai penyimpanan serta perbedaan
dalam kapasitas menjelaskan banyak ciri dari pengolah manusia. Beberapa batas
sementara pada pengolah informasi manusia diungkapkan dalam
“angka keramat tujuh, lebih atau kurang dua”. Batas lain adalah banyaknya perbedaan yang diperhatikan atau dianggap berarti oleh seorang penerima. Tetapi riset menunjukkan hal ini dapat berakibat ganda. Prestasi keputusan dapat meningkat dengan data diringkas. tetapi keyakinan atas keputusan berkurang. Lain tanggapan manusia adalah kebutuhan akan umpan batik yang rnenunjukkan pada manusia pengirim bahwa pesannya telah diterima. Sebuah gejala yang cukup tenar adalah pengolahan dan penyimpanan data yang kurang terpakai. Penjelasan untuk hal ini adalah nilai psikologis yang melekat pada peluang tak terpakai.
“angka keramat tujuh, lebih atau kurang dua”. Batas lain adalah banyaknya perbedaan yang diperhatikan atau dianggap berarti oleh seorang penerima. Tetapi riset menunjukkan hal ini dapat berakibat ganda. Prestasi keputusan dapat meningkat dengan data diringkas. tetapi keyakinan atas keputusan berkurang. Lain tanggapan manusia adalah kebutuhan akan umpan batik yang rnenunjukkan pada manusia pengirim bahwa pesannya telah diterima. Sebuah gejala yang cukup tenar adalah pengolahan dan penyimpanan data yang kurang terpakai. Penjelasan untuk hal ini adalah nilai psikologis yang melekat pada peluang tak terpakai.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar